Mohamad Ansori
Salah satu persoalan dalam pendidikan adalah keteladanan. Mengapa, karena nilai-nilai pendidikan yang akan ditransfer pada seorang siswa, akan lebih mudah dimengerti, dipahami, dan ditiru setelah siswa melihat contoh nyata dalam kehidupannya. Sementara itu, "teladan yang baik" itu, hampir sulit ditemukan di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah kita.
Sebagai contoh adalah, ketika guru menasehati siswa untuk tidak terlalu banyak bermain HP, pada saat yang sama para siswa melihat gurunya memegang HP dan menggunakannya pada pembelajaran. Siswa tentu akan berpikir, "kita kok nggak boleh main HP, padahal Pak/Bu Guru main HP sejak pagi ya?" Tentu, nasehat itu menjadi tidak pas ketika masuk pada "pemahaman kritis" siswa.
Contoh lainnya adalah, ketika guru mendisiplinkan siswa untuk sholat berjamaah misalnya, adalah "aneh bagi siswa" ketika para guru justru tetap berada di kantor atau dikantin sambil merokok, setelah "nguyak-uyak" siswanya untuk sholat berjamaah. Hal ini, juga akan menghadirkan "kebingugan etik" dalam diri siswa.
Mencontoh keberhasilan Rasulullah Saw, kita dapat melihat bahwa keberhasilan dakwah dan tarbiyah Rasulullah Saw adalah karena keteladanan. Rasul merupakan teladan semua sahabatnya. Para sahabat merupakan teladan bagi para tabi'in, dan seterusnya.Rasullullah merupakan model pelaksanaan syariat Islam. Pad diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik, yang mana umat Islam tinggal mencontohnya.
Dalam Surah Al Ahzab ayat 21 Allah Swt berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, dijelaskan bahwa makna ayat ini adalah "telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan rosululloh sholallohu alaihi wasallam, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik bagi kalian yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat, memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya dalam setiap keadaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, persoalan-persoaln keteladanan di dunia pendidikan, harusnya dapat diminimalisir. Seorang guru bukan "tukang perintah", tetapi ia adalah teladan untuk melaksanakan perintah. Seorang guru perkataannya pantas diikuti, karena guru akan melaksanakan yang ia katakan, dan menjauhi apa yang dilarang olehnya. Seorang guru adalah orang yang senantias bersama-sama siswa, mendampingi siswa, membimbing siswa, dan mengarahkan siswa, baik pada jam-jam pembelajaran maupun di kesempatan lainnya.
Pertanyaannya, apa yang diteladankan dalam pendidikan? Tentu adalah nilai-nilai yang ingin ditanamkan. Kalau guru ingin siswanya jujur, maka setiap perkataan dan perbuatan guru harus menunjukkan kejujuran. Jika guru ingin menanamkan kedisiplinan, maka setiap saat guru harus menunjukkan kedisiplinan, baik disiplin dalam bekerja, beribdah, maupun kegiatan lainnya.
Menjadi guru bukan hanya profesi. Menjadi guru tidak hanya berorientasi pada materi. Menjadi guru adalah menanamkan nilai. Semoga para guru, benar-benar bisa menjadi sosok yang bisa "digugu dan ditiru". Aamiin.
Wallahu'alam.
Salah satu persoalan dalam pendidikan adalah keteladanan. Mengapa, karena nilai-nilai pendidikan yang akan ditransfer pada seorang siswa, akan lebih mudah dimengerti, dipahami, dan ditiru setelah siswa melihat contoh nyata dalam kehidupannya. Sementara itu, "teladan yang baik" itu, hampir sulit ditemukan di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah kita.
Sebagai contoh adalah, ketika guru menasehati siswa untuk tidak terlalu banyak bermain HP, pada saat yang sama para siswa melihat gurunya memegang HP dan menggunakannya pada pembelajaran. Siswa tentu akan berpikir, "kita kok nggak boleh main HP, padahal Pak/Bu Guru main HP sejak pagi ya?" Tentu, nasehat itu menjadi tidak pas ketika masuk pada "pemahaman kritis" siswa.
Contoh lainnya adalah, ketika guru mendisiplinkan siswa untuk sholat berjamaah misalnya, adalah "aneh bagi siswa" ketika para guru justru tetap berada di kantor atau dikantin sambil merokok, setelah "nguyak-uyak" siswanya untuk sholat berjamaah. Hal ini, juga akan menghadirkan "kebingugan etik" dalam diri siswa.
Mencontoh keberhasilan Rasulullah Saw, kita dapat melihat bahwa keberhasilan dakwah dan tarbiyah Rasulullah Saw adalah karena keteladanan. Rasul merupakan teladan semua sahabatnya. Para sahabat merupakan teladan bagi para tabi'in, dan seterusnya.Rasullullah merupakan model pelaksanaan syariat Islam. Pad diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik, yang mana umat Islam tinggal mencontohnya.
Dalam Surah Al Ahzab ayat 21 Allah Swt berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, dijelaskan bahwa makna ayat ini adalah "telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan rosululloh sholallohu alaihi wasallam, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik bagi kalian yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat, memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya dalam setiap keadaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, persoalan-persoaln keteladanan di dunia pendidikan, harusnya dapat diminimalisir. Seorang guru bukan "tukang perintah", tetapi ia adalah teladan untuk melaksanakan perintah. Seorang guru perkataannya pantas diikuti, karena guru akan melaksanakan yang ia katakan, dan menjauhi apa yang dilarang olehnya. Seorang guru adalah orang yang senantias bersama-sama siswa, mendampingi siswa, membimbing siswa, dan mengarahkan siswa, baik pada jam-jam pembelajaran maupun di kesempatan lainnya.
Pertanyaannya, apa yang diteladankan dalam pendidikan? Tentu adalah nilai-nilai yang ingin ditanamkan. Kalau guru ingin siswanya jujur, maka setiap perkataan dan perbuatan guru harus menunjukkan kejujuran. Jika guru ingin menanamkan kedisiplinan, maka setiap saat guru harus menunjukkan kedisiplinan, baik disiplin dalam bekerja, beribdah, maupun kegiatan lainnya.
Menjadi guru bukan hanya profesi. Menjadi guru tidak hanya berorientasi pada materi. Menjadi guru adalah menanamkan nilai. Semoga para guru, benar-benar bisa menjadi sosok yang bisa "digugu dan ditiru". Aamiin.
Wallahu'alam.