Menulis adalah kegiatan untuk menyampaikan pesan, pikiran, dan perasaan yang ingin disampaikan oleh penulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menurut Doyin (2009: 12) menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung.
Dengan menulis orang seperti melepaskan beban pikiran yang tersimpan di dalam dada, sehingga ia akan merasakan "lego" setelah menulis. Namun demikian, baik buruk, menarik atau tidaknya tulisan, tergantung latar belakang, skill, dan pengetahuan penulis. Menulis merupakan salah kegiatan yang membuat kaya. Dalam konteks ini, kaya tidak harus berupa uang, tetapi kaya teman, pengalaman, pengetahuan, dan lain-lain.
Menulis memerlukan tekad yang kuat, kepercayaan diri, dan kesabaran. Menurut Dr. Ngainun Nami, untuk dapat menulis memerlukan Trilogi Menulis. Trilogi menulis adalah keyakinan, pengetahuan, dan tindakan. Ketiga hal ini harus dimiliki oleh seorang penulis agar dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik.
Keyakinan merupakan modal yang paling penting dalam menulis. Dalam banyak hal, keyakinan sangat mempengaruhi hasil dari suatu kegiatan atau pekerjaan. Seorang penulis harus memiliki keyakinan yang kuat, bahwa ia bisa menulis. Penulis tidak perlu ragu apakah tulisannya akan dibaca orang atau tidak. Penulis juga tidak perlu ragu, apakah tulisannya baik atau tidak. Sebaik apapun tulisan kita, pasti akan dinilai kurang oleh orang lain. So, nyatai sajalah. Yang penting YAKIN.
Berkaitan dengan keyakinan ini, Dr. Ngainun Naim menjelaskan bahwa sejak dulu yakin bahwa tulisannya akan layak dibaca oleh orang lain. Meskipun pada saat itu, beliau harus puluhan kali membenahi tulisannya, hanya untuk dapat diterbitkan di sebuah surat kabar. Bahkan, beliau pernah harus menunggu sampai dua tahun setengah, untuk mengetahui apakah naskah bukunya akan atau tidak diterbikan oleh penerbit.
Pengetahuan merupakan hal kedua dalam trilogi menulis. Pengetahuan tidak melulu berkaitan tentang kebahasaan seperti penggunaan kata yang tepat, penyusunan paragraf yang benar, dan sebagainya. Pengetahuan lebih mengarah pada epistimologi menulis yaitu mengetahui bahwa hakikat menulis adalah menyampaikan pikiran dan perasaan yang dirasakan. Sehingga, pengetahuan kebahasaan misalnya, tidak sangat penting dalam hal ini.
Tindakan adalah kerja nyata dari seorang penulis. Bukti bahwa anda seorang penulis adalah mewujudkan tulisan itu sendiri. Buang semua alasan untuk tidak bertindak. Curilah waktu, luangkan kesempatan untuk menulis, meskipun hanya sedikit waktu yang ada. Tanpa tindakan, semua tidak ada gunanya.
*Disarikan dari Serial Medayoh Online, bersama Dr. Ngainun Naim dan Mohammad Mahpur, pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2020.
Dengan menulis orang seperti melepaskan beban pikiran yang tersimpan di dalam dada, sehingga ia akan merasakan "lego" setelah menulis. Namun demikian, baik buruk, menarik atau tidaknya tulisan, tergantung latar belakang, skill, dan pengetahuan penulis. Menulis merupakan salah kegiatan yang membuat kaya. Dalam konteks ini, kaya tidak harus berupa uang, tetapi kaya teman, pengalaman, pengetahuan, dan lain-lain.
Menulis memerlukan tekad yang kuat, kepercayaan diri, dan kesabaran. Menurut Dr. Ngainun Nami, untuk dapat menulis memerlukan Trilogi Menulis. Trilogi menulis adalah keyakinan, pengetahuan, dan tindakan. Ketiga hal ini harus dimiliki oleh seorang penulis agar dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik.
Keyakinan merupakan modal yang paling penting dalam menulis. Dalam banyak hal, keyakinan sangat mempengaruhi hasil dari suatu kegiatan atau pekerjaan. Seorang penulis harus memiliki keyakinan yang kuat, bahwa ia bisa menulis. Penulis tidak perlu ragu apakah tulisannya akan dibaca orang atau tidak. Penulis juga tidak perlu ragu, apakah tulisannya baik atau tidak. Sebaik apapun tulisan kita, pasti akan dinilai kurang oleh orang lain. So, nyatai sajalah. Yang penting YAKIN.
Berkaitan dengan keyakinan ini, Dr. Ngainun Naim menjelaskan bahwa sejak dulu yakin bahwa tulisannya akan layak dibaca oleh orang lain. Meskipun pada saat itu, beliau harus puluhan kali membenahi tulisannya, hanya untuk dapat diterbitkan di sebuah surat kabar. Bahkan, beliau pernah harus menunggu sampai dua tahun setengah, untuk mengetahui apakah naskah bukunya akan atau tidak diterbikan oleh penerbit.
Pengetahuan merupakan hal kedua dalam trilogi menulis. Pengetahuan tidak melulu berkaitan tentang kebahasaan seperti penggunaan kata yang tepat, penyusunan paragraf yang benar, dan sebagainya. Pengetahuan lebih mengarah pada epistimologi menulis yaitu mengetahui bahwa hakikat menulis adalah menyampaikan pikiran dan perasaan yang dirasakan. Sehingga, pengetahuan kebahasaan misalnya, tidak sangat penting dalam hal ini.
Tindakan adalah kerja nyata dari seorang penulis. Bukti bahwa anda seorang penulis adalah mewujudkan tulisan itu sendiri. Buang semua alasan untuk tidak bertindak. Curilah waktu, luangkan kesempatan untuk menulis, meskipun hanya sedikit waktu yang ada. Tanpa tindakan, semua tidak ada gunanya.
*Disarikan dari Serial Medayoh Online, bersama Dr. Ngainun Naim dan Mohammad Mahpur, pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2020.