Istirahatlah dengan Menulis

Mohamad Ansori

Tak bisa dipungkiri, istirahat merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Secara klinis, tubuh memerlukan istirahat untuk relaksasi. Mesin saja juga butuh fase pendinginan, agar dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Manusia tidak bisa menghindar dari kebutuhan istirahat. Bahkan manusia bisa mati jika tidak bisa istirahat.

Para ahli psikologi mengatakan, ada banyak cara orang beristirahat. Paling tidak, kita mengenal macam-macam istirahat seperti tidur, rekreasi, dan berolah raga. Sementara itu, Dr Matius Edlund, seorang pakar psikologi AS, menyatakan bahwa ada empat jenis istirahat aktif: sosial, mental, fisik dan rohani (menggunakan meditasi dan doa untuk bersantai).

Secara umum, istirahat bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada tubuh untuk recovery. Tidur merupakan istirahat terbaik dalam kaitannya dengan hal ini. Tidur tidak harus lama, tetapi yang penting adalah berkualitas. Menurut pakar Psikologi Ahmad Faiz Zaenuddin, tidur yang baik dan bahagia itu bukan tergantung banyaknya waktu, melainkan tidur yang berkualitas.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pada intinya, istirahat bertujuan memberikan kesempatan tubuh untuk berganti fokus, baik secara jasmani maupun rohani. Ada orang yang dapat beristirahat dengan baik pada saat ia berkesempatan untuk tidur. Orang lainnya bisa jadi, ia lebih suka beristirahat dengan berjalan-jalan, nonton TV, mendengarkan musik, atau bahkan berolahraga ringan. Sementara orang lainnya cukup dengan membaca buku untuk sekedar mengalihkan konsentrasi dari pekerjaan semula.

Nah, bagaimana dengan menulis? Jika membaca buku dapat menjadi sarana untuk beristirahat, apakah menulis juga dapat digunakan hal yang serupa?

Menulis merupakan salah satu kegiatan untuk menuangkan ide dan gagasan. Setiap orang menulis dengan tujuannya masing-masing. Ada orang yang menulis untuk tujuan ideologis (mempengaruhi orang lain), akademis (kegiatan pembelajaran, perkuliahan, dll), ekonomis (untuk mendapatkan manfaat ekonomis), chatarsis (menyalurkan emosi diri penulis), politis (kepentingan mempengaruhi orang untuk kepentingan politik), pedagogis (untuk memberikan edukasi pada pembaca), medis (kepentingan menjelaskan hal-hal medis tertentu), dan pragmatis (penulis ingin terkenal atau tuntutan tugas tertentu)

Namun, ada orang yang menulis hanya untuk kepentingan hobi atau kesenangan. Orang-orang ini tidak mempedulikan kepentingan atau tujuan-tujuan lainnya, ia hanya menulis sebagai salah satu hobinya saja. Sehingga ia bisa menulis apapun yang ia mau. Satu saat ia menulis puisi, menulis cerita, menulis cerita humor atau anekdot, dan seterusnya. Ia hanya ingin berbagai, menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pada orang lain, atau bercerita tentang suasana hatinya. Orang-orang ini menulis "tanpa beban" dan tekanan baik dari dalam dirinya maupun dari orang lain. Ia menulis dan ia bahagia. Baginya, menulis adalah hiburan, menulis adalah rekreasi, dan menulis adalah relaksasi.

Justru dalam kondisi ini seorang penulis dapat menjadikan dirinya produktif. Ia akan menulis kapan saja ia mau. Ia akan menulis apa saja yang ia mau. Tanpa mempertimbangkan apakah orang like atau dislike terhadap tulisannya. Yang terpenting baginya, menulis dan menulis. Dan, ia bisa "beristirahat" dari aktivitas "wajib"nya yang lain ketika ia menulis.

Wallahu'alam.

Comments

Post a Comment