Mohamad Ansori
Pemerintah telah menyiapkan planning untuk kehidupan new normal pasca pandemi C19. Namun demikian sampai pada saat ini, Presiden Jokowi belum menetapkan kapan atau tanggal berapa dimulainya kehidupan normal baru. Mengingat, untuk melaksanakan fase tersebut harus memenuhi beberap syarat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut WHO, paling tidak ada enam syarat penerapan new normal di sebuah negara: (1) pemerintah harus memastikan bahwa pengendalian virus korona sudah dilakukan, (2) pemerintah harus menyiapkan rumah sakit atau sistem kesehatan untuk identifikasi, isolasi, testing, hingga karantina, (3) pemerintah harus memastikan pencegahan dan perlindungan pada masyarakat rentan berisiko tinggi, (4) membuat protokol untuk melakukan upaya-upaya pencegahan di lingkungan kerja, (5) pemerintah harus bisa mencegah kasus impor Covid-19 dan bisa melindungi warga Indonesia dari potensi penularan Covid-19 yang dibawa orang asing, dan (6) yang paling penting ialah mempersiapkan penerapannya di masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi sebelum memasuki fase new normal.
Saat ini, upaya yang dilakukan pemerintah adalah membuat perencanaan yang detil dan terstruktur akan peneraman kenormalan baru itu. Pemerintah sambil melakukan tahap-tahap pengendalian penyebaran C19 juga melakukan sosialisasi dan edukasi tentang tatanan kehidupan baru nantinya. Media sosial dan media konvensional menjadi sarana utama untuk sosialisasi new life style itu.
Sayangnya, respon masyarakat terhadap new normal ini begitu cepat, sehingga meskipun masih dalam tahap perencanaan dan sosialisasi, kenormalan baru itu seolah-olah sudah akan diterapkan besok pagi. Sehingga, ketatnya aturan-aturan PSBB diberbagai tempat, menjadi agak diabaikan oleh masyarakat. Masyarakat merasa sudah saatnya hidup lebih bebas setelah sekitar dua bulan harus bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Alhasil, penurunan jumlah kasus terkonfirmasi positif C19 yang agak drastis menjadi tidak kunjung tercapai.
Kehidupan dalam kenormalan baru sebenarnya tidak sangat berbeda dengan kehidupan kita sebelumnya. Secara sederhana, hidup dalam kenormalan baru itu hanya merupakan kehidupan biasa plus penerapan protokol kesehatan. Sederhana kan? Kalau diucapkan atau kalau dituliskan. Penerapannya bagaimana?
Hidup dalam kenormalan baru memberikan kesempatan kita untuk lebih produktif. Secara sosial juga akan memberikan kehidupan yang lebih layak dibanding hidup terkungkung di dalam rumah tanpa kesempatan untuk beraktivitas di luar rumah. Tetapi new normal itu akan berubah menjadi abnormal lagi, kalau kita menerapkannya pada saat yang tidak tepat. Memang beberapa bulan kita hidup secara abnormal dan kita sudah sangat merindukan kehidupan yang normal, tetapi kenormalan baru itu akan sangat riskan jika kita tergesa-gesa melakukannya. Kedisplinan sosialah yang sebenarnya menjadi penentu bisa atau tidaknya kita meninggalkan kehidupan abnormal menuju new normal. Sebaliknya, jika secara sosial kita tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, bisa-bisa kita akan lebih lama hidup secara abnormal.
Pemerintah telah menyiapkan planning untuk kehidupan new normal pasca pandemi C19. Namun demikian sampai pada saat ini, Presiden Jokowi belum menetapkan kapan atau tanggal berapa dimulainya kehidupan normal baru. Mengingat, untuk melaksanakan fase tersebut harus memenuhi beberap syarat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut WHO, paling tidak ada enam syarat penerapan new normal di sebuah negara: (1) pemerintah harus memastikan bahwa pengendalian virus korona sudah dilakukan, (2) pemerintah harus menyiapkan rumah sakit atau sistem kesehatan untuk identifikasi, isolasi, testing, hingga karantina, (3) pemerintah harus memastikan pencegahan dan perlindungan pada masyarakat rentan berisiko tinggi, (4) membuat protokol untuk melakukan upaya-upaya pencegahan di lingkungan kerja, (5) pemerintah harus bisa mencegah kasus impor Covid-19 dan bisa melindungi warga Indonesia dari potensi penularan Covid-19 yang dibawa orang asing, dan (6) yang paling penting ialah mempersiapkan penerapannya di masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi sebelum memasuki fase new normal.
Saat ini, upaya yang dilakukan pemerintah adalah membuat perencanaan yang detil dan terstruktur akan peneraman kenormalan baru itu. Pemerintah sambil melakukan tahap-tahap pengendalian penyebaran C19 juga melakukan sosialisasi dan edukasi tentang tatanan kehidupan baru nantinya. Media sosial dan media konvensional menjadi sarana utama untuk sosialisasi new life style itu.
Sayangnya, respon masyarakat terhadap new normal ini begitu cepat, sehingga meskipun masih dalam tahap perencanaan dan sosialisasi, kenormalan baru itu seolah-olah sudah akan diterapkan besok pagi. Sehingga, ketatnya aturan-aturan PSBB diberbagai tempat, menjadi agak diabaikan oleh masyarakat. Masyarakat merasa sudah saatnya hidup lebih bebas setelah sekitar dua bulan harus bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Alhasil, penurunan jumlah kasus terkonfirmasi positif C19 yang agak drastis menjadi tidak kunjung tercapai.
Kehidupan dalam kenormalan baru sebenarnya tidak sangat berbeda dengan kehidupan kita sebelumnya. Secara sederhana, hidup dalam kenormalan baru itu hanya merupakan kehidupan biasa plus penerapan protokol kesehatan. Sederhana kan? Kalau diucapkan atau kalau dituliskan. Penerapannya bagaimana?
Hidup dalam kenormalan baru memberikan kesempatan kita untuk lebih produktif. Secara sosial juga akan memberikan kehidupan yang lebih layak dibanding hidup terkungkung di dalam rumah tanpa kesempatan untuk beraktivitas di luar rumah. Tetapi new normal itu akan berubah menjadi abnormal lagi, kalau kita menerapkannya pada saat yang tidak tepat. Memang beberapa bulan kita hidup secara abnormal dan kita sudah sangat merindukan kehidupan yang normal, tetapi kenormalan baru itu akan sangat riskan jika kita tergesa-gesa melakukannya. Kedisplinan sosialah yang sebenarnya menjadi penentu bisa atau tidaknya kita meninggalkan kehidupan abnormal menuju new normal. Sebaliknya, jika secara sosial kita tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, bisa-bisa kita akan lebih lama hidup secara abnormal.
Setuju yai...sae sangeet...
ReplyDeleteNew normal without covid19? Semoga saja
ReplyDeleteAamiin...
DeleteSemoga segera berakhir pandemi Corona... Sehingga kita dpt hidup normal...
ReplyDeleteAamiin
DeleteAamiin
DeleteSiap lakalaksan
ReplyDeleteSiip...
DeleteTambah ngeri saya, semoga bisa menjalani new normal tidak menjafi upnormal lagi dan lagi
ReplyDeleteMasih merasa was was menghadapi new normal
ReplyDeleteSabar, sabar atas musibah.... Wacananya masih 4 provinsi...
ReplyDelete