MENJAGA PUASA


Mohamad Ansori

P
uasa memiliki manfaat yang luar biasa bagi setiap orang. Meskipun puasa Ramadhan hanya diperintahkan untuk orang-orang yang beriman, namun banyak orang yang tidak beriman juga melakukan puasa. Orang-orang non muslim pun banyak yang melakukan puasa. Di dalam agama Hindu, Budha, Kristen, dan Katholik, juga dikenal puasa. Hanya saja seringkali cara dan tujuan puasanya berbeda-beda.

Puasa tidak hanya diwajibkan pada orang-orang zaman sekarang. Orang-orang dahulu pun juga mengenal dan melakukan puasa. Bahkan orang-orang Jawa suka bertapa, yang juga merupakan bentuk lain dari puasa. Hampir semua agama mengakui bahwa puasa sangat bermanfaat bagi manusia.


Dalam Surah Al Baqarah Allah Swt berfirman, yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al Baqarah : 183)

Namun sebagai seorang muslim, puasa hendaknya dilakukan dengan alasan yang paling mendasar. Yaitu, alasan karena taat menjalankan perintah Allah Swt. Seorang mukmin harus bisa secara pasti mengatkan, bahwa puasaku atas perintah Allah Swt, dan memang untuk Allah Swt. Urusan manfaat puasa baik secara dhohir maupun bathin, biarlah anggap itu bonus yang mengirinya. Karena, yang menjadi dasar penilaian Allah Swt terhadap manusia, adalah ketaatannya.

Dalam sejarah, puasa banyak dilakukan orang untuk tujuan dan keinginan tertentu. Seorang petapa, ia rela tidak makan dan tidak minum sampai berhari-hari, dan menyepi di dalam gua menjauhi segala keramaian dunia, dengan tujuan menyempurnakan ilmunya. Seorang pencuri pun, berpuasa dengan berbagai macam bentuk puasanya, agar ia menjadi orang yang sakti, yang bisa menjalankan aksinya dengan leluasa.

Bahkan, binatangpun banyak yang menjalankan puasa. Lihatlah, betapa seekor ulat harus berpuasa dalam sebuah kepompong untuk dapat menjadi binatang yang dapat terbang dan indah dipandang mata. Padahal, ketika ulat masih menjadi dirinya, banyak orang yang senantiasa menyingkirkannya, banyak orang yang tidak rela dekat-dekat dengan dirinya. Tetapi, ketika sudah menjadi kupu-kupu dan terbang diantara bunga-bunga, begitu banyak gadis cantik yang ingin menyentuhnya.

Binatang lain yang juga berpuasa adalah  adalah beruang. Beruang mampu berpuasa selama musim dingin, yang biasa disebut dengan hibernasi. Kondisi alam yang ekstrimlah yang kemudian memaksa beruang untuk berpuasa. Beruang akan melakukan puasa dalam jangka waktu yang lama (6-8 bulan) untuk menghadapi musim dingin dan baru terbangun ketika musim dingin usai dan mencari makanan karena lapar.

Sementara itu, ular melakukan puasa secara berkala. Hewan melata ini dalam waktu tertentu akan melakukan puasa setelah terlebih dahulu mempersiapkan cadangan makanan di perutnya, misalnya makan anak kambing satu ekor. Puasa yang dilakukan ular bertujuan untuk meningkatkan suhu badan hingga beberapa derajat di atas normal guna melakukan pergantian kulit baru. Jadi tujuan puasa yang dilakukan ular adalah untuk melakukan pergantian kulit.

Seorang muslim sepantasnya menjaga puasanya dengan baik. Puasa secara fisik memang hanya menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan dengan suami/istri di siang hari. Tetapi, lebih penting dari itu, puasa juga harus dapat menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak pahala puasa. Ghibah, berbohong, adu domba, memandang lawan jenis dengan syahwat, dan sumpah palsu, adalah hal-hal yang dapat merusak puasa.

Jangan sampai, kita masuk golongan orang-orang sebagaimana pesan Nabi Muhammad Saw, “Betapa banyak orang yang berpuasa, yang tidak mendapatkan dari puasanya itu, kecuali lapar dan dahaga”. Naudzublillahi mindzalik.

Wallahu’alam.

Comments

Post a Comment