Lima Kunci Utama Menulis


Mohamad Ansori

Menulis merupakan salah satu ketrampilan literasi. Sebagai sebuah ketrampilan, menulis bukanlah suatu teori, tapi kemampuan yang harus dilatih. Latihan yang rutin, tidak takut salah atau jelek, yang penting menulis dan menulis.

Ketrampilan atau skill, adalah kemampuan yang tidak bisa diperoleh dari hanya berteori. Ia harus dipraktekkan, digunakan, dan dibiasakan. Seperti naik sepeda, tidak lagi kita perlu belajar teori naik sepeda. Atau mempelajari bagaimana cara kerja sepeda, bagaimana teori keseimbangan dalam bersepeda, dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah ketika seorang anak setiap hari naik sepeda, meskipun jatuh atau menabrak, maka ia akan mahir naik sepeda dengan sendirinya. Tinggal ia meningkatkan ketrampilannya dengan jumping, atau free style cycling

Dr. Ngainun Naim dalam  Diskon (Diskusi Online) yang diselenggarakan oleh LPPM IAIN Ponorogo dengan tema “Literasi di Masa Pandemi: Dari Usia Dini hingga Akademisi” ada beberapa kunci menulis, yaitu: 
  1. Motivasi : (1) karir, seseorang yang menulis untuk kepentingan karirnya, para akademisi umumnya menulis karena kepentingan ini, (2) ekonomi, yaitu orang yang menulis karena kepentingan ekonomis, yaitu untuk mendapatkan uang dari kegiatan menulis, (3) politik, yaitu orang yang menulis untuk kepentingan politik, pencitraan diri, sedangkan mengajuukan diri sebagai calon legislative atau calon kepala desa, dan (4) cinta, orang-orang yang menulis untuk kepentingan menyatakan mengeksplorasi perasaan dan cinta.
  2. Meyakini menulis itu adalah anugerah. Anugerah adalah sesuatu yang dikaruniakan Allah Swt kepada kita. Oleh karena itu kita harus memanfaatkannya untuk kebaikan. Seseorang yang mampu menulis harus yakin bahwa menulis merupakan salah cara mensyukuri nikmati atau karunia Allah Swt berupa kemampuan menulis
  3.  Meyakini manfaat menulis. Apapun tulisan anda, yakinlah bahwa menulis itu bermanfaat. Meskipun sebagian tidak yakin apa manfaat dari tulisannya, berapa banyak yang membaca tulisannya, berapa banyak yang memahami tulisannya, atau apakah tulisannya benar atau tidak. Paling tidak, ktia harus yakin bahwa menulis akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri, memberikan kesempatan pada kita untuk menunjukkan eksistensi diri, atau menghilangkan “kepikunan” karena menulis juga merupakan wasilah untuk mengingat.
  4. Jangan mudah menyerah. Orang menyerah menulis biasanya karena penulis berorientasi pendapat pembaca. Sehingga, ia “takut” tulisannnya tidak ada yang membaca. Padahal tugas menulis adalah menulis, bukan mengikuti penghendak pembaca, bukan mengikuti apa yang dimaui pembaca. Sehingga, tetap menulis, bagus atau tidak, panjang atau pendek, menarik atau tidak, tidak ada urusan. Kalau kita takut jatuh pada saat belajar naik sepeda, maka bisa jadi kita tidak akan bisa naik sepeda.
  5. Berjejaring. Maknanya, berjejaring adalah menggunakan berbagai media, khususnya media elektronik dan media sosial untuk  bertanya pada teman yang lebih luas. Melalui jejaring itu kita dapat berbagi pengetahuan, motivasi, teknik, dan banyak hal berkaitan dengan “kepentingan” menulis.
Alhasil, seberapa banyak teori yang dipelajari tentang menulis tidak akan banyak membantu sesorang untuk menghasilkan karya tulisan, sampai ia benar-benar menulis. Menulis dapat dimulai dari hal yang paling sederhana dan paling dekat dengan kita.

Comments

  1. Tampilan blog saya rubah, perlu belajar lebih IKIHHH. Photo pemanis blm nyncum

    ReplyDelete
  2. Kerenn peserta yang produktif

    ReplyDelete
  3. Menulis ternyata mudah... Aseli. Tinggal ketik saja...

    ReplyDelete

Post a Comment