Salah satu kemampuan
penting yang harus dikuasai siswa di abab 21 ini adalah literasi digital. Menurut
Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi
digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi
dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses
melalui piranti komputer.
Literasi digital
merupakan enam dari literasi yang disepakati oleh World Economic Forum pada
tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga
bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut
mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi
digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Mendikbud RI
(2017) menyatakan bahwa, Bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan
mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak.
Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki
peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia.
Penguasaan
literasi digital, merupakan prasarat “hidup layak” dalam dunia modern di abad 21
ini. Hampir semua sektor kehidupan, baik ekonomi, sosial, hankam, keagamaan,
bahkan keluarga, memerlukan penguasaan akan literasi digital ini. Jangkauan
jarak yang semakin luas sebagai akibat adanya globalisasi, memaksa kita
menguasai literasi digital ini. Sehingga, tanpa penguasaan itu, kita akan
tertatih-tatih di belakang dari barisan panjang bangsa-bangsa lain di dunia.
Penerapan literasi
digital di sekolah dasar, mengharuskan sekolah dan para guru meningkatkan
kearifannya. Dengan dilaksanakannya pembelajaran dari rumah, khususnya dengan
penggunaan media informasi, akan sangat membantu anak menguasai literasi
digital yang dibutuhkan. Namun pada saat yang sama, guru dan orang tua perlu
melakukan pendampingan untuk menyiapkan mental anak-anak menghadapi luasnya dunia
digital yang tanpa batas ruang dan waktu.
Fakta di lapangan
menunjukkan bahwa anak-anak jauh lebih cepat dapat menggunakan media teknologi
informasi dibanding orang tua. Para guru yang senior seringkali ketinggalan
menguasai teknologi informasi dibanding anak-anak. Demikian juga orang tua yang
memiliki jarak usia yang jauh dari anak-anaknya. Sehingga orang tua akan
kesulitan mengontrol perjalanan digital anak karena keterbatasan kemampuannya
di bidang teknologi informasi. Al hasil, anak-anak akan tahu lebih dulu
dibanding orang tuanya tentang banyak hal, seperti istilah-istilah tentang email,
akun, website, podcast, dan lain-lain.
Guru dapat “menjernihkan”
situasi ini, dengan memberikan penugasan yang terukur pada pembelajaran daring.
Misalnya guru hanya memberikan instruksi untuk mengamati video, menjelaskan
maksud dari video itu, dan meminta anak untuk menjawab pertanyaan yang sudah
disediakan di google form. Dengan demikian, anak tidak perlu lagi surfing
ke google sendiri, karena jawaban pertanyaan tugas yang diberikan sudah ada
didalam deskripsi dan penjelasan yang diberikan guru.
Contoh di atas,
memberikan batasan pada anak, untuk tidak mencari sendiri jawaban persoalannya
di rimba raya dunia maya. Kita tahu, bahwa di tempat tersebut tidak hanya
terdapat materi-materi yang produktif untuk mengembangkan karakter dan
intelektual anak, tetapi juga terdapat “binatang buas” yang berbahaya bagi
anak. Jika secara mental anak-anak belum disiapkan, curiousity anak-anak
akan menjadi bahaya besar baginya.
Intinya, penguatan
literasi digital di sekolah dasar tetap harus dilakukan, namun tetap dalam
kendali guru dan orang tua. Dalam hal ini, guru harus serius dan kreatif,
dengan memberikan penugasan yang betul-betul terukur, dengan materi tepat
sasaran, dan tentunya dengan materi yang sudah disiapkan. Jangan sampai
membiarkan anak-anak berjuang sendiri, mencari jawaban dan menyelesaikan
persoalannya, hanya lewat aktivitas surfing dan browsing, yang
dikhawatirkan membahayakan anak. Dalam hal ini, konten-konten dewasa,
perjudian, kekerasan, kengerian, dan sebagainya, yang dengan mudah dapat
ditemukan dalam surfing-nya di dunia maya.
Guru, dan orang tua wajib baca tulisan yg luar biasa ini.
ReplyDeleteSae sanget pak Ans
estu iye Kang Noer? hehehe...
DeleteHarus selalu dalam pengawasan guru dan wali murid
ReplyDeleteyess...
Delete