Hari ini, Ahad 17 Oktober 2021 kepengurusan Fatayat NU Cabang Tulungagung dilantik. Bertempat di salah satu aula megah UINSATU Tulungagung, pelantikan tampak wah dan mewah. Berbagai kalangan elit di Tulungagung hadir dan "mangayubagya" sahabat-sahabat terlantik. Pujian, harapan, dan do'a menyertai kepengurusan periode 2019-2024 ini.
Ada satu hal yang menarik dari kegiatan ini. Bukan kemewahannya, tetapi tema kegiatannya. Kalau saya cermati tema yang tertulis di videotron LED adalah Fatayat NU Siaga dan Berdaya.
Penasaran juga, lalu saya coba googling. Pingin tahu juga, apa maksud dari tema ini. Nggak ketemu. Berarti ini tema khusus kegiatan ini. Ya, okelah. Saya coba "tafsirkan" sendiri, mungkin bisa menambah khazanah ke Fatayat-an. Paling tidak, agar semakin semaraklah pelantikannya. Hehe.
Siaga
Membaca kata siaga, awalnya saya bertanya-tanya. Apa ya kira-kira maksudnya. Mengingat, kata siaga menunjukkan sikap siap menghadapi segala sesuatu. Mungkin maksudnya, Fatayat NU selalu siaga menerima tugas-tugas organisasi. Sesibuk apapun di rumah, di kantor, di sekolah, atau di tempat kerja lainnya, kader Fatayat NU harus siaga, dalam artian siap menjalankan tugas secepat dan sebaik mungkin.
Wuih, jika iya, tentu ini merupakan kader-kader terbaik. Membayangkan saja, betapa repotnya menjalankan organisasi secara profesional, tapi tetap harus bisa mengurus suami, rumah, pekerjaan, anak-anak yang mungkin masih usia "siaga" (dalam konteks pramuka, hehe), dengan sebaik-baiknya juga
Tapi itulah tugas dan kewajiban seorang kader. Kapan saja tugas menanti, kewajiban menunggu, dan tanggung jawab merindu. Semua harus dilakukan, dengan tidak boleh "nglirwakne" tugas-tugas utama seorang ibu atau seorang istri.
Pertanyaannya, untuk apa saja Fatayat NU harus siaga. Menurut saya, paling tidak ada 4 hal yang harus "disiagai" oleh Fatayat NU, yaitu: (a) siaga dengan perencanaan program yang matang, (b) siaga dengan pelaksanaan program yang baik, (c) siaga dengan kendali kegiatan yang terstruktur, dan (d) siaga dengan evaluasi dan refleksi program-programnya.
Berdaya
Kata berdaya menunjukkan adanya kekuatan. Berdaya berarti memiliki daya atau kekuatan. Kekuatan yang inilah yang membuat Fatayat hebat. Saya jadi teringat, ada sebuah ungkapan atau kata-kata indah yang patut direnungkan, yaitu "Jika seorang pria ingin mengguncang dunia, maka ia harus menunjukkan karya terbaiknya. Tetapi, jika seorang wanita ingin mengguncang dunia, cukup dengan mengerlingkan matanya". Iya to?
Ungkapan itu menunjukkan jika daya seorang wanita, apalagi kader Fatayat NU, adalah luar biasa. Dalam kelakarnya, KH Anwar Zahid pernah mengatakan, "Seorang profesor pun, jika dibentak sama istrinya, ia akan turun derajat menjadi anak yang tak lulus SD". Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa "the power of emak-emak" memang sangatlah besar dan hebat luar biasa.
Secara organisasi, daya apa yang dimiliki oleh Fatayat NU Tulungagung? Menurut saya, paling tidak ada 4 daya yang dapat digunakan sebagai modal dalam menjalankan organisasi dengan lebih baik, yaitu: (a) Sumber Daya Manusia, dimana SDM di Fatayat NU sangat terdidik dan terlatih (educated and trained human resources), (b) struktur dan mekanisme organisasi yang profesional, (c) semangat dan motivasi berjuang yang tinggi, dan (d) sumber daya finansial yang cukup, baik dari sumber intern maupun ekstern.
Kembali ke acara pelantikan Fatayat NU Tulungagung yang dilaksanakan hari ini, kembali "daya" itu ditunjukkan. Lokasi acaranya yang mewah, susunan acaranya yang rijik, hadirinya yang luar biasa, dan makna-makna implisit yang terkandung di dalamnya, yang juga sungguh luar biasa.
Acara yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2019 itu, tertunda sampai 2 tahun karena Pandemi. Tapi semuanya terbayar lunas. Penantian yang panjang dan melelahkan itu terbayar dengan indahnya perhelatan pelantikan hari ini.
Selamat bekerja kader Fatayat NU Tulungagung. Saya yakin betul, pengurus yang ini bukan "manuk glatik cucuk'e biru, tapi manuk glatik cucuk'e abang". Setelah dilantik, langsung berjuang! Fatayat NU Tulungagung, mantabek! (ans)
Matur suwun kang Ansori... doa dan dukungan utk kemajuan Fatayat NU selalu kami harapkan
ReplyDeleteSiap...
DeleteSiap....
ReplyDelete